Selasa, 15 Maret 2016

Namo Belanga The Hidden Paradise



Tidak ada yang menyangka bahwa terdapat fenomena alam menakjubkan dibalik perladangan milik masyarakat disalah satu kecamatan Kabupaten Langkat ini.
Tidak hanya berjalan menyusuri perladangan, anda juga akan dibawa menuruni celah jurang terjal untuk kemudian menyusuri aliran air sungai untuk menemukannya. Tapi jangan khawatir, beratnya medan yang anda lalui, pasti terbayar dengan menyaksikan keindahan alam berupa air tejun dengan kolam bentukan alam dan kejernihan airnya. Tidak berlebihan menyebutnya sebagai sebuah surga yang tersembunyi. Air terjun ini memiliki beberapa nama, masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan Air Terjun Siluman sekaligus Namo Belanga. Kedua nama memiliki arti dan makna yang berbeda. Masing-masing juga memiliki sejarah tersendiri sehingga dinamakan demikian. Disebut sebagai Air Tejun Siluman dikarenakan debit air pada air terjun ini tidak dapat diprediksi dan terus berubah-ubah. Terkadang kendati saat musim hujan sekalipun, bisa saja debit airnya minim. Oleh sebab itu, kolam alamnya pun berair dangkal. Ketidakpastian atas debit air tersebut menyebabkan masyarakat menamainya sebagai Air Terjun Siluman.

 Untuk Namo Belanga, sebenarnya nama ini baru akrab dipakai sekitar bulan Agustus 2014. Berawal dari terjadi kesalah pahaman atas penyebutan nama. Ceritanya dimulai dari salah satu pengunjung yang memposting tulisan mengenai air terjun ini kedalam blog pribadinya dengan nama Namo Belanga. Sesungguhnya masyarakat setempat menyebut Namo Belanga untuk sebuah tempat yang berada 15 menit lagi dari lokasi air terjun. Disana terdapat sebuah lubuk (namo) berbentuk kuali (belanga) yang memang masih satu aliran dari air terjun ini. karena sudah dikenal ke khalayak umum bahwa penyebutan Namo Belanga adalah untuk air terjun ini, maka masyarakat pun sepakat menamai nya dengan Namo Belanga. 


Secara administratif, air tejun ini terletak di Desa Garunggang, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Garunggang sendiri adalah sebuah desa masyarakat Karo bermarga Sitepu (Simantek Kuta) yang menjadi titik awal pemberhentian menuju Namo Belanga. Desa ini terletak di jalan besar Binjai – Sei Bingai (arah Namo Ukur) dengan jarak sekitar 35 Km dari pusat Kota Binjai. Di Desa Garunggang, pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dapat menitipkannya ke warung-warung terdekat untuk kemudian menyewa jasa pemandu.

Biaya untuk jasa sewa pemandu tergantung kemampuan anda melakukan negosiasi. Satu hal yang pasti, tidak perlu sungkan karena para pemandu yang tidak lain adalah penduduk lokal, relatif ramah dan komunikatif kepada para pengunjung. Perjalanan dari Desa Garunggang menuju lokasi Namo Belanga memakan waktu kurang lebih satu setengah jam dengan berjalan kaki. Diawal perjalanan anda akan melalui medan berupa tanah liat berlumpur dengan tanaman sawit di kiri dan kanan jalan. Kurang lebih sekitar 2 Km anda harus menyusurinya sampai melewati sebuah desa bernama Pinang Mulo. Medan berikut adalah jalanan terjal menuruni lereng jurang. Masyarakat setempat menyebut jurang ini sebagai Mbang Cende, yang dalam Bahasa Indonesia berarti jurang yang indah. Perjalanan menuruni jurang memakan waktu sekitar 15 menit. Dihimbau bagi anda untuk berhati-hati karena kondisi jalan cukup terjal dan licin. Rute selanjutnya yaitu menyusuri aliran sungai yang terdapat didalam jurang tersebut. kali ini anda harus sedikit mendaki untuk menemukan sebuah air terjun yang tertahan oleh dinding-dinding bukit sehingga membentuknya sebuah kolam alami dengan air sebening kaca. Ya, itulah Namo Belanga, atau Air Terjun Siluman.
Sebagai sebuah objek wisata yang baru dikenal secara umum, Namo Belanga sendiri masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat lokal. Menurut informasi dari masyarakat sekitar, Namo Belanga sendiri baru ramai di kunjungi sejak bulan Juni 2014. Oleh karena itu, masyarakat mulai mencoba memperbaiki sendiri akses jalan untuk mempermudah para pengunjung menuju lokasi. Pemerintah sendiri belum ikut campur tangan dalam mengembangkan wilayah ini sebagai daerah tujuan wisata. Semakin bertambahnya jumlah pengunjung tentu berdampak positif pada aspek perekonomian warga sekitar. Para pemandu yang saat ini terdata sebanyak 24 orang telah memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan cukup lumayan dari jasa memandu. Masyarakat sekitar berharap, pemerintah ikut peduli dalam mengembangkan lokasi ini sebagai objek wisata. Berbagai sarana dan prasarana harusnya dibangun untuk lebih memudahkan para pengunjung yang tentunya berdampak pada meningkatkan jumlah kunjungan.


Enjoy your trip!!!

     Sayap Alam Sumatera
Tour & Adventure Organizer







Tidak ada komentar:

Posting Komentar